07
Aug
Perjuangan negara dalam mengedarkan bahan pangan sehat dan bergizi memang penuh dengan tantangan. Pada tahun 2018, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan sejumlah kasus peredaran ikan kering yang tercampur formalin berskala besar.
Hingga tahun ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal juga telah mendeteksi keberadaan formalin pada beberapa sampel ikan kering, termasuk ikan teri, dari pemeriksaan sebanyak 22 sampel, pada 19 Mei 2020.
Formalin (formaldehyde) merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai racun antibakteri, jamur, dan hama. Senyawa kimia ini juga membantu mengawetkan jenazah. Selain menjadi bahan aktif untuk mengeringkan kutil pada kulit manusia, formalin tidak layak ditempatkan bersama tubuh manusia, jangankan di dalam makanan yang seharusnya menjadi sumber nutrisi dan kesehatan.
Alasan mengapa ikan teri dan ikan kalayang dicampur formalin
Lalu, mengapa ikan teri, ikan kalayang, dan jenis-jenis ikan kering lainnya menjadi produk sasaran untuk penggunaan formalin? Bukankah ikan kering sudah akrab dengan masyarakat sejak lama? Produk-produk ini pasti tidak sulit diproduksi dengan bahan dan metode tradisional. Lalu mengapa formalin masih dicampur ke dalam produk-produk ini?
Secara tradisional, ikan kering seperti ikan teri dan ikan kalayang dikeringkan di bawah matahari. Panas matahari dan kadar garam yang tinggi pada ikan laut perlahan menurunkan kadar airnya. Namun proses ini membutuhkan waktu cukup lama dan terkadang cuaca tidak memadai untuk pengeringan yang sempurna. Jika proses pengeringan tidak optimal, bau amis dapat timbul, dan ini mengundang lalat dan serangga lain, sehingga mempercepat proses pembusukan.
Beberapa produsen tidak mau rugi karena ikan membusuk terlalu cepat, sehingga mereka menambahkan formalin agar ikan cepat kering, tidak berbau amis, dan tidak cepat busuk.
Produk ikan laut kami, baik ekspor maupun impor, terjamin aman oleh BPOM. Lihatlah katalog seafood produk Puri Pangan Utama secara lengkap.
Adakah cara untuk mendeteksi keberadaan formalin pada ikan kering?
Sayangnya, meskipun Anda dapat menemukan tips agar dapat “mendeteksi” ikan kering yang tercemar formalin (seperti mencium bau ikan yang tidak amis), tidak ada metode yang paling ampuh dan efektif selain menggunakan peralatan khusus yang ditemukan dalam laboratorium BPOM. Jika Anda harus membelinya dalam jumlah besar, tidak mungkin Anda akan menghabiskan waktu untuk mengecek sampel satu demi satu.
Namun Anda dapat menjamin keamanan pangan dan kesehatan konsumen apabila Anda membeli produk ikan teri, ikan kalayang dan ikan kering lainnya yang sudah bermerek. Pastikan produk bermerek tersebut mencantumkan nomor izin P-IRT atau bahkan nomor izin BPOM-MD.
Karena sudah teruji oleh lembaga kesehatan, maka produk yang Anda beli akan 100% bebas formalin.
Temukan ikan teri dan ikan kalayang yang layak diekspor ke Jepang
Jepang, bersama negara-negara maju seperti Uni Eropa, tentunya memiliki syarat dan ketentuan yang sangat ketat sebelum produk pangan dapat beredar dalam negara ini. Namun beberapa produk ikan kering, seperti Teri (Kamage) dan Kalayang (Himego) dari Prima Chirimen sudah lulus persyaratan dan sudah lama diekspor ke Jepang. Dengan teknologi pengeringan oven drying yang tidak mengandalkan matahari dan cuaca, secara alami ikan teri dan kalayang tidak berbau amis karena proses pengeringannya sempurna. Selain itu, makanan ini disimpan dalam keadaan beku dalam gudang cold storage yang standar.
Temukan Ikan Teri (Kamage) dan Kalayang (Himego) dari Prima Chirimen bersama online distributor Puri Pangan Utama